Ditulis,
oleh:
Lida Nasrul Amanah
Mahasiswa Program Beasiswa Bidikmisi Jurusan Tasawuf dan
Psikoterapi UIN Walisongo Semarang, Ketua Umum Korps HMI-Wati (Kohati) Korkom
Walisongo Semarang Periode 2019-2020
Pernah kah kamu merasakan depresi atau stress
secara tiba-tiba? Kemudian kamu menginginkan untuk mengakhiri hidup saja?
Yah.
Pasti, setiap orang akan mengalami hal tersebut. Itu wajar. Ketika seseorang
mengalami hal tersebut, maka ia harus berusaha memancing hormon kebahagian yang
terdapat dalam dirinya. Hormon tersebut ialah Hormon Serotonin.
Dalam
diri manusia, terdapat empat hormon yang dapat menghilangkan rasa stress dan
deperesi. Hormon tersebut dapat mendatangkan kebahagiaan. Diantaranya. yaitu:
Hormon Endorfin, Oksitosin, Serotonin dan Dopamin.
Keempat
hormon tersebut memiliki peran penting untuk merasakan kebahagiaan. Seseorang
dapat menikmati kehidupannya dengan rasa tenang dan nyaman karena keempat
hormon tersebut. Salah satu dari empat hormon tersebut ada juga yang
menghasilkan rasa jatuh cinta.
Kali ini, penulis akan menyampaikan salah satu
bagian hormon penghasil kebahagiaan tersebut, yaitu Hormon Serotonin. Beda
Hormon Serotonin dengan hormon yang lain terletak pada fungsinya. Selain
sebagai penghasil kebahagian, Hormon Serotonin dapat mengatur suasana hati dan
mencegah depresi.
Dalam
kajian ilmu kesehatan dasar, setiap orang memiliki dimensi Health dan Wellness. Health yang
artinya sehat menginisiasikan bahwa setiap orang memiliki tubuh yang sehat,
tetapi tidak menutup kemungkinan ada potensi untuk sakit. Oleh karena itu,
dalam konsep ini Wellness sangat berperan.
Menurut
Ratih Arruum Listiyandini, M.Psi., Psi, Wellness merupakan
keseluruhan proses menjaga atau mencapai kondisi sehat yang menyeluruh secara
fisik, mental, dan emosional yang melibatkan keputusan secara sadar dalam
setiap diri individu. Hubungan antara wellness dan Hormon
Serotonin sangatlah erat. Sebab. Wellness dan Hormon
Serotonin adalah penghasil Health.
Lalu
bagaimana agar Hormon Serotonin yang ada dalam diri kita tetap berjalan dengan
lancar, dalam artian senantiasa memiliki perasaan bahagia ketika menjalani
semua aktivitas?
Caranya adalah selalu berpikir positif dalam
segala hal. Walaupun perkara tersebut memberatkannya sehingga semua itu menjadi
beban dan mengakibatkan sakit, maka ia harus berpikiran bahwa beban tersebut
adalah bagian dari gizi untuk tubuh kita.
Mungkin
ini juga yang melatarbelakangi Mohammad Nasih, Pengasus Pondok Perkaderan
Monash Institute, berani menyatakan bahwa “kesenangan adalah racun dan keprihatinan
adalah gizi”.
Dengan
seseorang yang selalu berpikir positif, maka ia akan terjauh dari rasa stress
dan depresi yang menyebabkan tubuh menjadi lemah dan sakit.
Manusia
harus selalu berpikir positif, karena sesuatu yang tersirat dalam benak kita
akan langsung diproses oleh saraf pusat, yaitu otak. Nantinya otak akan
menghasilkan Hormon Serotonon dan Wellness.
Lantas,
bagimana jika hal tersebut sudah dilakukan, tetapi tubuh masih mersakan sakit?
jika masih merasakan sedih,
maka kita perlu memancing serotonin agar segera bekerja dengan optimal yaitu
dengan cara olahraga teratur dan mengonsumsi makanan-makanan pedas. Sebab, rasa
pedas yang masuk ke dalam tubuh akan dikirimkan ke otak. Kemudian otak akan
cepat mengeluarkan serotonin agar langsung bekerja untuk menghasilkan rasa
bahagia dalam dirinya.
Sumber: Baladena.id