Peran Perempuan di Keluarga: Upaya Pencegahan Radikalisme dan Terorisme

0


Indonesia merupakan negara yang memiliki ribuan pulau, ratusan suku dan bahasa lokal yang digabungkan dalam kata NKRI. Ribuan pulau, ratusan suku dan bahasa harusnya menjadikan negara Indonesia sebagai negara yang makmur, tenteram, dan nyaman. Mengapa? Karena memiliki banyak saudara tanah air yang dapat menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan atau pun nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Namun keadaan yang ada di Indonesia, negara yang mayoritas beragama Islam akan tetapi masih banyak yang keliru dalam memahami ajaran dan perintah-Nya yang terkandung dalam kitab suci Alquran.


Sejarah mencatat fase-fase tentang terorisme yang terjadi di Indonesia dari masa lalu hingga sekarang. Banyaknya organisasi-organisasi yang membuat gerakan, seperti gerakan NII, gerakan Jemaah Islamiyah, dan JAD. Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengatakan bahwa  MUI ikut serta berperan penting dalam membina persatuan umat Islam dan berkomitmen akan melawan terorisme dan radikalisme agama yang ada di Indonesia, dengan cara salah satunya MUI mengeluarkan fatwa tentang anti-terorisme nomor 3 tahun 2004.


Adapun polemik yang tersebar di tengah-tengah masyarakat tentang terorisme ialah seperti bom bunuh diri yang ada di Palestina disamakan dengan bom bunuh diri di Indonesia. Maka dari itu, masyarakat perlu diterangkan dengan jelas bahwa antara terorisme dan jihad merupakan hal yang berbeda. Terorisme adalah tindakan kejahatan yang dilakukan terhadap kemanusiaan dan peradaban yang memunculkan ancaman serius terhadap kedaulatan negara, berbahaya dan perdamaian dunia yang merugikan kesejahteraan atau kemakmuran masyarakat.


Adapun upaya pencegahan yang harus dilakukan ialah memberikan pemahaman utuh kepada para masyarakat bahwa betapa bahayanya terorisme dan radikalisme, meningkatkan pengetahuan terhadap terorisme dan radikalisme, serta menjaga anak-anak agar tidak terjerumus ke dalam organisasi-organisasi yang memiliki pembelajaran-pembelajaran seperti terorisme atau pun radikalisme. Maka di sinilah salah satu peran perempuan dalam keluarga untuk menjaga, mendidik dan mengajarkan anak-anak tentang nilai-nilai kebangsaan dan juga nilai agama yang sebenarnya memiliki hubungan antar masing-masing.


Peran perempuan dalam keluarga sangatlah penting, karena ia merupakan madrasah al-ula untuk anak-anaknya. Dasarnya perempuan harus memiliki pengetahuan umum tentang nilai kebangsaan dan keagamaan agar dapat mengajarkan anak-anaknya mulai dari hal umum hingga khusus. Bagaimana bentuk peran perumpan dalam keluarga sebagai upaya pencegahan terorisme dan radikalisme agama?


Pertama, perempuan sebagai orang tua. Perempuan harus memiliki pengetahuan dasar tentang bangsa dan agama. Menjadi seorang ibu yang dapat memahamkan anak dengan perlahan tentang negara dan agama yang memiliki 3 relasi, yaitu pertama, integralistik. Hubungan agama antar negara merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Pemerintahan negara dilakukan atas dasar kedaulatan Tuhan, karena kedaulatan tertinggi berada di tangan Tuhan (teokratis). Kedua, integralistik, merupakan negara agama atau negara Islam yang memiliki tatanan masyarakat. Ketiga, simbiotik, merupakan hubungan yang saling membutuhkan. Agama membutuhkan negara untuk mengembangkan dan melestarikan ajaran agama. Demikian sebaliknya, negara memerlukan agama untuk membina moral dan etika masyarakat.


Kedua, Ibu sebagai teman bagi anak. Perempuan (Ibu) harus bisa memahami kondisi, pergaulan dan pertemanan anak. Zaman sekarang banyak yang dapat membahayakan diri atau pun pemikiran anak-anak. Mulai dari teknologi atau pun pergaulan. Ibu harus bisa menjadi teman cerita sang anak dikala dia senang, bosan atau pun sedang ada masalah. Jika sebagai ibu tidak bisa menjadi tempat cerita sang anak, maka bisa saja anak akan mencari tempat lain untuk bercerita. Contoh fenomena yang terjadi ialah ada aksi terorisme dan radikalisme yang secara berturut-turut di dua lokasi yaitu, di gerbang gereja Kathedral, Makassar dan di markas besar Polri, Jakarta. Mirisnya, kedua aksi tersebut melibatkan perempuan sebagai pelakunya.


Maka dari itu sangat diperlukan peran perempuan dalam keluarga untuk menguatkan ketahanan dalam keluarga dan memperkuat ketahanan di masyarakat. Ketahanan keluarga dapat dibangun dengan strategi komunikasi yang baik antar orang tua dan anak sebagai pondasi dan filter dalam mengasuh anak di keluarga. Selain itu harus menjaga dan membatasi anak dalam menggunakan Hp dengan tidak tanpa pengawasan dari orang tua, karena kemajuan teknologi dan informasi yang sangat mudah diakses yang memuat banyak kejahatan, edukasi yang keliru bahkan mencuci otak sang anak.


Marilah para orang tua pada umumnya, para perempuan (Ibu) pada khususnya untuk selalu memberikan perhatian lebih kepada anak-anak. Jangan pernah bosan dan lengah mengawasi anak-anak, karena itu bisa saja menghancurkan diri anak dan masa depannya. Aksi radikalisme dan terorisme bukanlah bentuk monopoli satu agama, akan tetapi ada di setiap agama, kelompok, bahkan bisa saja terjadi di setiap individu manusia. Jangan lengah dengan segala bentuk terorisme membawa agama, sejatinya adalah manipulator agama dan tidak ada kaitannya dengan agama apa pun. Hal itu merupakan musuh kita semua, kita harus bersatu untuk menanggulanginya. Wallahu a'lam.

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top