![]() | |||||||||
Oleh: Uli Magfiroh |
Dirgahayu Republik Indonesia, semarak
dan semangat memperingati hari kemerdekaan Indonesia mewarnai seluruh penjuru
negeri. Masyarakat Indonesia beramai-ramai menyambut hari ulang tahun Indonesia
dengan mengadakan berbagai pertandingan dan pertunjukan yang menarik. Perayaan
yang digelar oleh masyarakat Indonesia tidak hanya sekedar untuk memperingati
hari ulang tahun saja. Namun, juga sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan
Semesta Alam yang telah memberi nikmat kemerdekaan kepada Indonesia. Setelah
berabad-abad Indonesia dikuasai oleh para penjajah, baru 74 tahun silam nikmat
kemerdekaan Indonesia dianugerahkan.
Kemenangan yang diraih tidak terjadi
begitu saja, dibalik kedamaian dan ketentraman Indonesia saat ini, banyak
pahlawan yang senang hati mempertaruhkan jiwa raga untuk kesejahteraan
Indonesia. Sungguh para pahlawan yang dapat dijadikan cerminan dan tauladan
bagi Bangsa Indonesia. Dengan atributnya sebagai negeri yang merdeka, makna
perdamaian abadi dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia belum
sepenuhnya terwujud dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Peringatan hari ulang tahun Repubik
Indonesia yang sesui dengan tanggal kemerdekaannya pada taggal 17 Agustus,
tidak sepatutnya apabila menjadi seremoi biasa. Bangsa Indonesia perlu bangkit
lagi untuk mencapai kejayaan yang sesungguhnya. Sebab, kemerdekaan sekarang ini
seolah fatamorgana. Kemerdekaan yang telah dikantongi Indonesia adalah modal
untuk menjadikan keadan Bangsa Indonesisa menjadi lebih baik lagi dibandingkan
dengan masa penjajahan.
Perkaranya dapat dilihat dari persentase
kemiskinan Indonesia masih dalam keadaan yang sangat mengkhawatirkan, yakni 25,
14 juta penduduk dalam lingkaran kemiskinan, dicatat oleh Badan Pusat Statistik
pada Maret 2019. Pendidikan Indonesia menempati urutan yang cukup mencengangkan
untuk negara merdeka seperti Indonesia, berdasarkan laporan PISA (Programme for International Student
Assessment) yang diumumkan pada tahun 2016, Indonesia menempati peringkat
ke-62 dalam bidang sains, peringkat ke-63 dalam bidang matematika, dan
peringkat ke-64 dalam bidang membaca, semuanya itu dari 72 negara yang tercatat dalam PISA. Dan
juga tindak kriminal yang marak terjadi di lingkungan masyarakat.
Seharusnya Bangsa Indonesia hidup dalam
kejayaan abadi. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi dan cepatya arus
informasi, keadaan Bangsa Indonesia malah tertinggal jauh dengan negara-negara
maju lainnya. seharusnya dengan semangat juang Bangsa Indonesia mampu mengejar
ketertinggalan dengan negara-negara lain. faktanya, seolah Bangsa Indonesia
malah tidak memiliki kemampuan untuk menejar ketertinggalan dalam bidang
apapun.
Dalam situasi yang seperti ini, Bangsa
Indonesia perlu mencuri sifat dan sikap semangat juang kemerdekaan. Saat Bangsa
Indonesia mau menjemput kemerdekaan, sungguh Indonesia memiliki banyak tokoh
yang mengorbakan jiwa raganya untuk Indonesia. bagitupun saat ini, kemerdekaan
yang telah diraih Indonesia bagaikan simbolis saja. Realitanya dalam bidang
ekonomi Indonesia masih dalam kemelaratan yan mencengangkan. Keberhasilan di
bidang pendidikan yang tidak terlalu
memuaskan, serta beberapa masalah yang seharusnya tidak dirasakan oleh Bangsa
Indonesia sebagai negara yang telah merdeka.
Seperti yang telah dikatakan oleh
seorang ilmuan “diantara kalian ada yang menjadi generasi pejuang, kemudian
generasi penerus, kemudian generasi penikmat, dan setelahnya adalah generasi
perusak.” Melakukan kontemplasi tingkat tingggi perlu dilakukan oleh Bangsa
Indonesia, kira-kira saat ini Bangsa Indonesia dalam tahapan generasi apa?.
Seharusnya saat ini Bangsa Indonesia menjadi genenerasipenerus, karena kejayaan
yang diimajinasikan saat Indonesia masih menjadi negara jajahan belum sepenuhnya
terwujud.
Kejayaan yang seharusnya dinikmati
Bangsa Indonesia, saat ini sedang beralih ke tangan non pribumi, lebih dari 50
persen perputaran ekonomi di Indonesia dikuasai oleh penduduk non pri bumi.
Banyak produk-produk luar egeri yang beredar di dalam negeri Indonesia. Nuansa
ini menunjukkan secara aplikasi dalam redaksi kemerdekaan Indonesia belum mampu
memaknai kemerdekaan. Andaikan merdeka untuk menjadi negara maju dan jaya
seharusnya adalah suatu hal yang tidak sulit. Namun, fakta menjawab ini adalah
kondisi yang diciptakan oleh Bangsa sendiri, sehingga masalah terangkai menjadi
sulit dan rumit.
Pertama yang perlu dibenahi Bangsa
Indonesia adalah soal berpikir dan berpihak. Bangsa Indonesia harus memikili
cara berpikir yang benar dan berimajinasi yang baik-baik serta diaplikasikan
dalam kenyataan. Dan untuk keberpihakan Bangsa Indonesia harus memiliki jiwa
saling menggandeng antara satu dengan yang lain. Misal saja soal memilih
produk, sebagai bangsa Indonesia yang mengerti akan pentingnya keberpihakan
untuk kesejahteraan, sungguh ia akan memilih produk-produk anak bangsa
ketimbang produk-produk luar negeri. Seringkali dalam memilih produk Bangsa
Indonesia dilema anatara dua hal, yaitu produk anak negeri yang sangat mahal
dan produk luar negeri yang sesuai dengan kantong, yang jelas-jelas kualitasnya
tidak jauh berbeda. Demi kamajuan Indonesia, Bangsa Indonesia harus memiliki
rasa kepekaan yang tinggi dan hidup saling menanggung antara satu dengan yang
lain.