Hempas
nafas, melayang dalam anganku
Teringat
beberapa tahun yang lalu
Aku
dan kamu, sama-sama lemah dalam buain ibu
Serupa
memeras darah dan susu
Berharap aku mewarnai tawamu
Karena suksesmu adalah kebahagianku
Karena
aku adalah tauladanmu
Adindaku.
. .
Kini
tatapan itu menjadi ragu
Saat
engkau pasrah terhadap nasibmu
Meratap
dan terbujur kaku
Namun,
restu dan doaku
Selalu
tercurah untuk kebaikanmu, adindaku