Meruwat Ukhuwah Islamiyah

0
Susan Venia

Ukhuwah Islamiyah merupakan ciri khas kekuatan umat Islam. Adanya ukhuwah Islamiyah ini, Rasulullah SAW mampu membangkitkan Islam dari keterpurukan. Betapa beruntungnya, betapa senangnya bagi seseorang yang mampu menikmati indahnya ukhuwah Islamiyah ini. Sebab hidup dalam persuadaraanlah yang ada di dalam hati dan jiwanya. Sehingga rasa tenang, aman dan damailah yang menghiasi diri melalui ukhuwah Islamiyah ini.
Selain itu, wujud adanya ukhuwah Islamiyah dalam kehidupan diantaranya yang pertama adalah menguatkan persatuan dan kesatuan umat supaya tidak mudah dipecah belah. Selanjutnya yaitu munculnya rasa kepedulian sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Sehingga melalui sikap peduli tersebut dapat menimbulkan keharmonisan dalam hidup bermasyarakat. Lalu dapat dijadikan tempat untuk saling mengingatkan dalam kebaikan (amar ma’ruf) dan mencegah dalam keburukan (nahi munkar). Serta, merupakan lahan pemberdayaan untuk meningkatkan perekonomian secara nyata melalui kerja sama. Sehingga kesejahteraan itu dapat dicapai bersama.
Namun, ukhuwah yang dimaksud tidak hanya dalam satu aspek saja, tetapi mencakup berbagai aspek. Baik dalam aspek agama, ekonomi, politik, sosial, maupun aspek lain. Sehingga, keseimbangan dalam berbagai hal dapat terbentuk dan tertata dengan rapi. Maka dari itu, hidup dalam ukhuwah Islamiyah merupakan langkah menuju kehidupan yang penuh akan perdamaian. Serta, membuka pintu gerbang untuk menuju kemajuan dan keharmonisan.
Hidup dalam kedamaian merupakan harapan umat. Bukan hanya harapan suatu kelompok tertentu saja. Akan tetapi yang terjadi saat ini adalah sikap fanatik yang sangat berlebihan terhadap golongan tertentu. Terutama antar organisasi masyarakat yang berbasis Islam. Mengingat mayoritas masyarakat Indonesia yaitu beragama Islam. Tidak heran jika banyak terdapat organisasi masyarakat yang berbasis pada Islam. Sikap fanatik tersebut timbul karena merasa bahwa kelompok yang diikuti adalah kelompok yang paling benar. Serta sikap tersebut cenderung tidak bisa menerima opini dari orang atau kelompk lain.
Menurut Wahyudi Setiawan dalam penelitiannya tentang Fanatisme Dalam Berorganisasi menjelaskan bahwa sikap fanatik adalah sikap ekstrim yang harus dihindari. Baik ekstrim kanan maupun ekstrim kiri. Walaupun fanatik terhadap sesuatu yang baik pasti akan menimbulkan akibat yang tidak baik. Sehingga patut untuk dihindari karena dapat menjauhkan dari akibat yang membahayakan. Dalam hasil penelitiannya tersebut, ia juga menjelaskan bahwa penyebab sikap fanatik yang timbul akibat dari kurang pahamnya seseorang terhadap sesuatu. Selain itu, disebutkan pula bahwa sikap fanatik itu dapat timbul akibat pahamnya seseorang secara keseluruhan terhadap sesuatu. Sehingga sesuatu yang dipahami itulah yang membuat apa yang ada dalam kelompoknya merupakan kebenaran yang mutlak.
Perpecahan itulah yang akan timbul akibat dari sikap masing-masing golongan yang saling mengunggul-unggulkan apa yang dimiliki atau yang diikuti. Bahwa apa yang dimiliki adalah sesuatu yang paling benar dan yang lain adalah salah dan tidak layak untuk diikuti. Bagaimana ukhuwah Islamiyah itu dapat terbentuk, jika yang membentuk saja memiliki sikap fanatik yang ekstrim terhadap golongannya sendiri? Bukan kesatuan dan persatuan yang terbentuk. Justru perpecahanlah yang akan terjadi.
Menghadapi sikap tersebut, lalu apa solusi yang dapat diusung dan ditindaklanjuti supaya dapat menyelesaikan permasalahan yang sedang terjadi? Hal pertama yang harus dilakukan supaya permasalahan tersebut dapat teratasi yaitu menjunjung tinggi rasa toleransi. Mengapa demikian? Toleransi merupakan sikap saling menghargai baik antar individu maupun antar kelompok. Sebab melalui sikap toleransi itu dapat terjauhkan dari sikap diskriminasi, meskipun terdapat berbagai kelompok yang ada dalam masyarakat.
Selanjutnya hal yang harus disadari adalah menjaga rasa hormat terhadap antar individu maupun antar kelompok. Sebab melalui hal tersebut dapat menyadarkan diri bahwa tidak hanya kelompok yang diikuti saja yang paling benar. Namun terdapat kelompok lain yang sedang berjuang bersama yang memiliki cita-cita supaya tatanan masyarakat tetap solid dan terjaga.
Selain itu, melaksanakan hak dan kewajiban sebagai umat muslim dan sebagai tokoh masyarakat yang hidup berdampingan dengan masyarakat lainnya. Kemudian, saling menjaga silaturahim baik secara horizontal maupun vertikal. Maksud hubungan secara vertikal yaitu hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan hubungan secara horizontal yaitu hubungan manusia dengan manusia. Serta yang tidak boleh dilupakan adalah membangun kepercayaan antar sesama. Yaitu saling percaya bahwa setiap kelompok pasti memiliki pemimpin yang mampu mendidik, membina, serta mampu menjauhkan kelompoknya dari sikap tak tercela.
Oleh karena itu wahai saudara, marilah kita saling membentengi diri dari sikap fanatik yang dapat membahayakan diri maupun umat. Mari bersama-sama membangun ukhuwah Islamiyah dengan cara-cara yang baik dan benar. Sehingga, melalui langkah yang kita usahakan dapat menjauhkan diri dari sikap tak tercela. Serta dengan seksama dapat membangun kehidupan yang penuh dengan perdamaian dan keberkahan

Oleh Susan Venia, Mahasiswi jurusan Ilmu Falak semester 5 UIN Walisongo Semarang dan aktivis HMI Walisongo Semarang
Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top