Kami mahasiswa Indonesia bersumpah
Bertanah air satu
Tanah air tanpa penindasan
Kami mahasiswa Indonesia bersumpah
Berbangsa satu
Bangsa yang gandrung akan keadilan
Kami mahasiswa Indonesia bersumpah
Berbahasa satu
Bahasa satu tanpa kebohongan
Sudah pasti kita tidak asing ketika
mendengar, melihat maupun membaca teks tersebut. Sumpah yang digemborkan para
mahasiswa Indonesia tahun 1998. Yaitu terkait aksi besar-besaran yang
dilakukan sebagai upaya untuk meruntuhkan kekuasaan yang dapat membunuh
masyarakat secara perlahan pada saat itu. Akan tetapi, pada saat ini teriakan
yang menggetarkan hati itu hampir tidak terdengar lagi dari para pemuda dan
mahasiswa Indonesia.
Dimanakah keberadaanmu wahai pemuda
Indonesia? Bagaimanakah kabarmu wahai para mahasiswa Indonesia? Apa pandanganmu
terkait keadaan Indonesia saat ini? Apakah merasa tenang-tenang saja ketika
melihat kondisi Indonesia yang semakin melemah ini? Apakah merasa bahagia
ketika Indonesia semakin miskin, para petani dan yang memiliki profesi lain
menangis dan berteriak dalam hati melihat kondisi saat ini? Akibat pekerjaan
yang hilang begitu saja yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang semakin
parah atau tidak pro terhadap rakyat.
Melihat kondisi Indonesia semakin
memburuk yaitu korupsi yang dianggap sebagai kebiasaan atau tradisi, kebijakan
yang tidak pro terhadap rakyat, kemiskinan yang merajalela, serta hal lain yang
menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Sebagai mahasiswa apakah kita akan diam
begitu saja melihat kondisi tersebut? Wahai mahasiswa, peran kita sebagai
mahasiswa tidak hanya berjuang di dalam kelas saja. Menunggu tugas dari dosen
dan berlomba-lomba mendapatkan nilai yang luar biasa. Akan tetapi tidak
sedikitpun menyadari kerusakan yang terjadi di negeri ini.
Perlu diingat kembali bahwa mahasiswa
memiliki peran yang luas. Tidak hanya berkutik dalam kegiatan pembelajaran
semata. Namun, yang diharapkan adalah perjuangan yang akan diberikan kepada
bangsa. Mahasiswa merupakan aset bangsa yang digadhang-gadhang
intelektulitasnya. Seperti berfikir kritis, demokratis, serta konstruktif
selalu menjadi harapan yang harus dimiliki oleh mahasiswa. Namun tidak luput
dari Tridharma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Peneletian, dan Pengabdian
terhadap masyarakat) yang menjadi garuda terdepan mahasiswa yang akan
bermanfaat bagi bangsa. Suara mahasiswa seringkali digunakan untuk
memperjuangkan keadilan ketika kebijakan pemerintah mengalami penyelewengan.
Atau tidak sesuai dengan janji yang diucapkan ketika awal memperebutkan sebuah
kekuasaan.
Mahasiswa memiliki berbagai kesempatan
untuk mempejuangkan aspirasi yang dimiliki. Tidak pantas rasanya jika
melewatkan kesempatan yang ada. Sebab, tidak selamanya seseorang memiliki
kesempatan menjadi mahasiswa. Maka dari itu, perlu dipahami kembali bahwa peran
sebagai mahasiswa tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri saja. Apalagi tidak
peduli dengan keadaan yang terjadi di negeri ini. Bahkan tidak paham terkait
kondisi negeri semakin hari yang mengalami degradasi. Akan tetapi, yang harus
tertanam dalam hati seorang mahasiswa adalah peran mahasiswa itu sendiri.
Sehingga paham dengan apa yang harus dilaksanakan.
Peran Mahasiswa
Mahasiswa adalah sebagai Agent of
Change yaitu mahasiswa sebagai agen perubahan. Melihat kondisi Indonesia yang
sudah jauh dari kata sempurna. Berbagai masalah terjadi di negeri ini.
Kesenjangan sosial yang terjadi, kebijakan pemerintah yang ingkar janji korupsi
berdikari. Seolah-olah negeri ini telah terserang berbagai penyakit yang siap
membuat tubuh negeri terkoyak dan nantinya akan mati. Sudah seharusnya sebagai
mahasiswa harus melakukan tindakan yang dapat membantu menyembuhkan penyakit
yang diderita oleh tubuh negeri. Aspirasi mahasiswalah yang dapat membuat para
penguasa khawatir dan tergolak lemah. Bahkan cemas jika kekuasaan yang dimiliki
akan luntur begitu saja. Sebab, sikap kritis mahasiswa dapat membawa perubahan
besar untuk negeri. Akan tetapi perlu dipahami pula bahwa mahasiswa tidak hanya
menjadi penggagas saja, tetapi menjadi objek yang melakukan perubahan.
Selain Agent of Change, mahasiswa
memiliki peran sebagai Social Control. Maksudnya adalah mahasiswa bukan hanya
sebagai pengamat, tetapi ikut serta terjun langsung dalam masyarakat. Sebab,
mahasiswa termasuk bagian dari masyarakat itu sendiri. Ibarat kata, mahasiswa
adalah sebagai contoh dalam masyarakat, karena tingkat pendidikan, ilmu, serta
norma-norma yang dimiliki oleh mahasiswa itu sendiri. Namun, melihat
realita sekarang mahasiswa lebih sibuk dengan tugas di bangku perkuliahan saja.
Berbaur dengan masyarakat pun kurang. Padahal hal tersebut dapat menyebabkan
kerugian jika dilihat dari segi sosial masyarakat dan penerapan ilmu.
Seharusnya sebagai mahasiswa harus menumbuhkan rasa kepedulian sosial terhadap
masyarakat masyarakat. Baik melalui silaturahim, diskusi maupun melalui media
lain.
Peran mahasiswa selanjutnya adalah Iron
Stock. Yaitu, mahasiswa sebagai harapan untuk melanjutkan roda kepemimpinan
masa depan. Tentu saja memiliki akhlak yang mulia serta prestasi yang baik
pula. Kampus merupakan salah satu wahana yang tepat untuk menciptakan
generasi-generasi yang dapat mengguncang dunia. Maka, disayangkan apabila
menyia-nyiakan kesempatan yang ada tersebut.
Maka dari itu, wahai mahasiswa,
bangunlah dari tidurmu! Buka mata dan hati untuk melihat keadaan negeri yang
mengalami keterpurukan yang berkepanjangan ini. Mari manfaatkan peran yang kita
miliki untuk menata masa depan yang gemilang. Selain itu, mari hilangkan sikap
mementingkan diri pribadi. Serta, bersama-sama menyatukan visi sebagai
mahasiswa untuk menciptakan perubahan yang diharapkan. Hidup mahasiswa!
Oleh: Susan Venia, Mahasiswa
Jurusan Ilmu Falak UIN Walisongo Semarang serta aktivis Himpunan Mahasiswa
Islam.
